Selain memerlukan ansupan gizi -protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral- untuk menunjang kehidupan dan kesehatan sehari-hari, tubuh kita juga memerlukan kandungan zat aktif dalam ‘Pangan Fungsional’. Zat aktif tersebut antara lain adalah: Antioksidan dalam asam asorbat, karoten dan anthocyanin, serta serat pangan dalam bentuk pektin. Di antara buah-buahan dan sayur-sayuran, ternyata jambu biji dan buah naga menempati peringkat teratas sebagai buah penyedia manfaat dari pangan fungsional.
Istilah Pangan Fungsional memang belum begitu akrab di Indonesia. Cabang baru dari ilmu pangan dan kesehatan ini memang mulai diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 2000-an. Terminologi pangan fungsional lahir di Jepang, dimana konsep pangan dipergunakan secara spesifik untuk kesehatan, yang disebut dengan FOSHU selesai dirumuskan pada tahun 1991.
Definisi Pangan Fungsional
Pangan Fungsional dapat didefinisikan dalam tiga syarat. (1) Pangan Fungsional mempunyai penampilan serupa dengan makanan konvensional yang dikonsumsi seperti pada umumnya serta terbukti mempunyai manfaat fisiologis dan/atau mengurangi resiko penyakit kronis, di luar fungsi dasarnya sebagai penyedia nutrisi. (2) Adalah produk yang mengandung ramuan khusus dimana menawarkan manfaat pengobatan kepada konsumen yang dapat tercakup pada makanan sehari-hari. (3) Suatu makanan dapat dihargai sebagai “pangan fungsional” jika secara memuaskan dapat menunjukkan satu atau lebih pengaruh yang bermanfaat bagi fungsi tubuh, di luar nilai gizi yang dipenuhi, dengan cara meningkatkan kesehatan dan kebugaran atau mengurangi resiko penyakit.
Apabila bahan aktif yang bermanfaat dalam Pangan Fungsional tersebut diambil dan dikumpulkan kemudian diformulasikan seperti obat -serbuk, sirup, kapsul atau pil- maka bentuk baru tersebut disebut nutraseutikal.
Nutraseutikal sendiri-nutraceutical-berasal dari kata nutrition dan pharmaceutical. Diperkenalkan pada 1989 oleh Stephen DeFelice, MD, pendiri dan ketua Yayasan Inovasi Medis. Nutraseutikal didefinisikan sebagai suatu produk hasil dari isolasi dan purifikasi pangan, yang pada umumnya dijual dalam bentuk serupa obat, biasanya tidak dianggap sebagai makanan. Sebagai ciri dari nutraseutikal ditunjukan dengan mempunyai manfaat fisiologis atau dapat melawan penyakit-penyakit kronis (Retnaningsih, 2007).
Karakter Jambu Biji dan Buah Naga
Jambu biji (guava) dan Buah Naga (dragon fruit) adalah dua buah terbaik yang memenuhi kriteria sebagai Pangan Fungsional diantara puluhan jenis buah dan sayuran yang ada. Selain mempunyai “kesaktian” sebagai pangan fungsional jambu biji dan buah naga mempunyai keunggulan yang jarang dimiliki buah dan sayur lainnya yaitu kemudahan dalam bercocok tanam, produktivitas tinggi dan berbuah sepanjang tahun. Dua buah hebat tersebut tidak berasal dari Indonesia, namun berkembang pesat dan mempunyai kandungan nutrisi lebih baik dari tempat dimana berasal.
Jambu biji (Psidium Guajava L) berasal dari daerah tropis benua Amerika -Amerika Latin. kemudian menyebar ke seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia, mulai dari tepi pantai hingga pedalaman pegunungan. Di Indonesia kebanyakan ditanam di pekarangan meskipun kini banyak yang mengebunkan setelah buah ini populer.
Kulit buah yang berbau harum saat matang ini sangat tipis, biasanya ikut dimakan serta mengandung banyak serat pangan dan antioksidan. Warna kulitnya hijau terang hingga kuning muda dengan warna daging putih, kuning, merah muda dan merah. Daging buahnya ada dua jenis yaitu berwarna putih dan merah dengan biji mengumpul di tengahnya. Jambu biji berbuah hampir sepanjang tahun, dengan musim puncak panen pada bulan musim panas.
Buah Naga termasuk tanaman sukulen yang masih dalam keluarga besar kaktus. Tanaman dengan buah tercantik dalam keluarganya ini, umumnya dimakan dalam buah segar. Di Asia Tenggara disebut Dragon Fruit, karena buahnya mirip bola api naga, binatang dewa imajiner dalam budaya di kawasan ini. Nama lain di Asia Tenggara dan Indochina adalah strawberry pear, pitaya, pitahaya, dan night-blooming cereus, dan paniniokapunahou or paipi pua (Hawaii). Tanaman ini aslinya berasal dari selatan Meksiko, wilayah pasifik dari Guatemala, El Savador dan Kosta Rika. Umumnya ditanam di sepanjang dataran rendah tropis di benua Amerika.
1. Daging buah putih, kulit merah (Hylocereus undatus). Varietas yang paling umum. Mempunyai tingkat kemanisanan yang terendah dibanding dua varitas lainnya.
2. Daging buah putih, kulit kuning (Selenicereus megalanthus). Ini adalah varietas termanis dari varietas lainnya dengan ukuran buah terkecil.
3. Daging buah merah/ungu, kulit merah: Hylocereus polyrhizus/H. costaricensis (daging ungu atau super merah). Buah dengan mahkota bunga terbesar ini, di antara dua jenis buah naga berkulit merah, varietas ini lebih manis. Buah yang dihasilkan terbesar di antara semua varietas buah naga, dengan berat buah dapat mencapai lebih dari 1 kg.
Buah naga sangat mudah dibudidayakan, dengan pengembangbiakan melalui stek. Dengan bahan organik yang cukup sudah bisa tumbuh dengan baik, ditambah tiga persyaratan utama yaitu: tanah yang porus, intensitas matahari yang penuh (12-14 jam), adanya tiang penyangga. Sebagai anggota keluarga tanaman sukulen, buah naga tidak membutuhkan banyak air. Air yang berlebihan dapat mengakibatkan busuk batang dan busuk akar.
Dalam Jambu Biji dan Buah Naga terkandung zat aktif dengan konsentrasi yang termasuk dalam kategori pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah: (1) Antioksidan dalam asam asorbat (bakal vitamin C), karoten (bakal vitamin A) dan Anthocyanin. (2) Serat pangan dalam bentuk pektin.
Mekanisme Kerja Antioksidan
(1). Antioksidan berperan dalam tubuh kita untuk menetralkan radikal bebas (free radical scavengers). Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat membahayakan kelangsungan kehidupan manusia. Radikal bebas tersebut dapat merusak sel dan jaringan tubuh sehingga metabolisme tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Mekanisme antioksidan -asam asorbat, karoten dan anthocyanin- menangkap radikal bebas dengan cara melepaskan melepaskan satu atom hidrogen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Dengan mekanisme seperti itu, reaksi radikal dapat dihancurkan atau dikurangi energinya. Pemberian atom hidrogen ini akan menyetabilkan radikal bebas dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tidak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan sel. Dengan awet dan terpeliharanya kesehatan sel-sel maka dapat memperlambat proses penuaan. Selain itu vitamin C juga dapat mempercantik dan mencerahkan kulit.
Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa hasil penelitian nilai TSP (total fenolik larut/total soluble phenolics) dan TAA (total asam asorbat/total ascorbic acid) jambu biji dan buah naga menduduki peringkat atas. (jambu biji merah no.1, jambubiji putih no.3, buah naga merah no.4 dan buah naga putih no.7. Kombinasi TSP dan TAA mengindikasikan tingginya aktivitas antioksidan, dimana baik jambu biji maupun buah naga yang berwarna daging buah merah mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dari pada yang berdaging putih. Hal tersebut berkaitan dengan pigmen merah, betalaines dan beta karoten yang punya aktivitas antioksidan.
Salah satu contoh aktivitas antioksidan lannya adalah menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL), yang menyebabkan viskositas darah menjadi rendah /mengental. Selanjutnya mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh darah. Ini dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya risiko serangan jantung koroner dan stroke akan berkurang.
Buah naga merah dan jambu biji merah lebih disukai konsumen karena disamping rasanya lebih enak, kaya akan mikronutrien. Pada penelitian mengenai Total kandungan fenolik (TSP), aktivitas antioksidan dan antiproliferatif dari Buah Naga Merah dan Jambu biji merah pada sel melanoma, berhasil disimpulkan kedua buah tersebut merupakan sumber utama antioksidan dan agen antikanker. Bahkan total kandungan fenolik (TSP) dalam daging buah naga merah besarnya sama dengan yang ada pada kulitnya. Semakin tinggi nilai TSP maka aktivitas antioksidan akan semakin tinggi pula.
Mekanisme Kerja Serat Pangan
(2). Serat pangan dalam makanan mempunyai keuntungan bagi kesehatan. Dampak fisiologis dari ketidakcukupan serat konsumsi serat adalah sembelit, peningkatan resiko penyakit jantung, dan peningkatan fluktuasi hormon insulin dan glukosa darah. Dengan stabilnya hormon insulin dan glukosa darah oleh pektin (serat pangan), menjadikan Jambu biji dan buah naga sangat baik untuk penderita diabetes. Selain itu konsumsi makanan yang mengandung pektin telah terbukti dapat mengurangi berat badan karena kaya akan serat yang mudah larut
Buah-buahan dan sayur-mayur di dalam pangan manusia sangat menguntungkan, karena kandungan serat pangan makanannya dapat mengendalikan beberapa jenis kanker. Besarnya ansupan konsumsi serat berkenaan dengan pola makan, saat ini ditentukan dengan satuan ” adequate intakes” (AI) untuk serat pangan didasarkan pada 14 g serat tiap 1,000 kalori. US-FDA menyaratkan nilai “daily reference value” (DRV) pada label makanan untuk kandungan serat adalah 25 g serat untuk 2,000-diet kalori.
Serat pangan sebagian besar tersusun dari karbohidrat komplek beberapa tidak dapat dicerna. Satu komponen utama sertayang dapat larut adalah pektin, dimana sebagian besar terdiri atas residu asam uronik seperti asam galacturonik. Pektin dan polisakarida dapat larut lainnya mengalami metabolisme dalam jumlah kecil di dalam usus halus dan sebagian besar lainnya dalam usus yang besar melalui enzim bakteri, mengubah itu ke dalam produk yang berperan memelihara koloni mikroflora, yang punya pengaruh baik bagi pencernaan.
Serat yang tidak dapat larut seperti selulosa yang ditemukan pada dinding sel tanaman dapat membantu membuang sisa toksin melalui beberapa mekanisme. Pengeluaran toksin dan kelebihan unsur dari dalam tubuh tersebut dibantu senyawa albumin. Pada mekanisme ini kanker usus besar dapat dicegah dan mempercepat proses pembuangan air besar.
Untuk kandungan serat pangan dapat dilihat pada tabel 4 bahwa nilai TDF (total serat pangan/total dietary fiber) dan pektin (serat tumbuhan) pada jambu biji merah menduduki peringkat tertinggi, sementara yang putih berada diposisi no. 4. Sementara buah naga merah peringkat no. 5, hanya saja buah naga putih mengandung TDF dan pektin yang rendah.
Kesimpulan dan Anjuran
Telah dipaparkan di atas bahwa kombinasi antara antioksidan dan serat pangan mampu mencegah berbagai penyakit akibat degradasi sel, pertumbuhan abnormal sel dan degenaratif, seperti kanker usus besar, tumor, diabetes, stroke dan penyakit jantung. Buah jambu biji dan buah naga telah terbukti berperan membawa zat-zat aktif yang termasuk dalam pangan fungsional untuk mencegah berbagai penyakit tersebut.
Memasukkan sumber panga fungsional berupa jambu biji dan buah naga ke dalam daftar menu harian kita dengan berselang-seling akan membawa manfaat besar, dimana zat-zat aktif yang dimilikinya akan menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas tubuh kita dari serangan penyakit. Mengenai bagaimana mendapatkan secara murah, bersih dan kontinyu kita tidak akan kesulitan karena dua jenis buah tersebut sangat mudah di budidayakan di pekarangan rumah kita (*)
*) Penulis adalah mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan Unika Soegijapranata Semarang & Sekretaris Eksekutif Yayasan Obor Tani Indonesia.
Saya sangat tertarik untuk menanam buah naga, tetapi saya masih bingung untuk cara bercocok tanam tanaman buah tersebut. bisakah anda Sdr. Pratomo atau pengelola Obortani memberikan saya ilmu serta gambar bagaimana cara bercocok tanam buah ini. terimakasih sebelumnya.
Mbak Siti Murtasiyah, mengenai budidaya tanaman buah naga, silakan tunggu di obortani.org, segera kami lauching seri budidaya buah-buah unggul. Tks
Dear Pak Pratomo,
Saya pernah beli tanaman nuah naga di Gresik dalam perjalanan ke Semarang 2,5 tahun yang lalu, dan sekarang saya tanam di depan rumah saat ini sedang berbunga namun bunga berguguran belum jadi putik, dan rencana tahun depan saya mau mutasi ke Medan kebetulan saya punya lahan, untuk itu saya mohon bantuannya untuk mendapatkan alamat tempat beli bibit tanaman buah naga ada berapa jenis kalau ada dimana saya beli di Semarang, thk atas bantuannya
For Rinto Egidius Sinaga: Melihat nama sdr. (Sinaga) pasti cocok berkebun buah naga 🙂
Buah Naga memerlukan: 1. Sinar Matahari penuh 12- 16 jam sehari. 2. Pupuk NPK berimbang 21-21-21 atau 16-16-16. 3. Buah Naga perlu rambatan/ajir. Buah naga di Semarang ada di Hortimart Agro Center di daerah Basen Kab. Semarang.
komposisi Ppk NPK utk buah naga dan jambu biji sama tidak,
jenis buah2an apa yg sedang di tanam di daerah Ngebruk,-Sukorejo – Kendal,dan pemupukan dg NPK berimbang brp kebutuhan per ha.nya.Trim
Untuk Bowo Kodri,
Komposisi NPK untuk jambu biji cukup 16-16-16. Untuk Buah Naga 10-30-30.
Trima kasih Pak Pratomo,atas informasi komposisi NPK kami akan mencoba mengajukan penawaran utk komposisi jambu biji dan Buah Naga sesuai komposisi dari Bapak, ada beberapa jenis buah2an kami mohon informasi komposisinya dan akan kami ajukan kepada produsen PT Pupuk Kujang.
Saya butuh info cara budi daya buah naga
Untuk Kamal Fasha, budidaya buah naga cukup mudah, siapkan tian untuk merambat, kemudian tanam secara stek.