PROGRAM MAGANG TANI I-B
Desa Mergosari, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo
Oleh : MC. Sukma Irmanda, STP
Yayasan Tirto Utomo yang dipimpin oleh Ibu Lisa Tirto Utomo mengamati kondisi pertanian Indonesia saat ini. Tanah terlantar dimana-mana, sebanyak 103 juta petani di desa dilanda kemiskinan, dan banjir produk agro impor di supermarket dan pasar tradisional. Padahal alam Indonesia mempunyai keunggulan komparatif dibidang pertanian dibandingkan negara-negara lain berupa lahan yang subur, curah hujan yang tinggi, air melimpah, iklim tropis yang hanya mengenal dua musim. Namun belum ada kebijakan dan penanganan yang baik dan benar, yang mampu memberdayakan produk pertanian di Indonesia. Dasar pemikiran inilah yang menggugah Yayasan Tirto Utomo untuk bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani dalam proses pemberdayaan produk pertanian di Indonesia melalui Program Magang Tani I-B. Dana yang dikeluarkan oleh Yayasan Tirto Utomo tidak tanggung-tanggung, sebanyak Rp. 87.525.000,- dihibahkan untuk membantu meningkatkan kompetensi petani dalam budidaya tanaman semusim.
Program tersebut di mulai pada tanggal 21 Januari 2007 sampai 1 Mei 2007. Namun mulai resmi dibuka oleh Bupati Wonosobo, Bp. Kholif Arief, pada 22 Februari 2007, dan diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari 9 kecamatan di Wonosobo. Para pemagang didampingi oleh 4 alumni program magang tani I-A (Lihat tabel). Pada peresmian magang tani ini hadir juga pengurus Yabortan, mahasiswa KKN Unsoed dan tamu undangan. Para pemagang dihari yang sama, juga digembleng mentalnya oleh Gus Fadlun, selaku ulama Ponpes Tambihulhofilin, Kepil. Sebelum program magang dimulai dilakukan survei lahan yang dilaksanakan pada 9 Desember 2006 di desa Krasak, Kecamatan Mojotengah-Wonosobo dan desa Mergosari, Kecamatan Sukoharjo-Wonosobo, bersama dengan staf Obor Tani dan staf Tirto Utomo. Lahan 1,7 hektar di desa Mergosari, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo akhirnya ditetapkan sebagai lahan program magang tani.
Para pemagang diajarkan untuk memberdayakan komoditas melon dengan 3 varietas selama 4 bulan. Melon sebagai tanaman semusim sengaja dipilih karena melon dapat tumbuh didataran rendah sampai tinggi. Selain itu lahan yang digunakan pada program magang tani ini merupakan lahan bekas padi yang memiliki sumber air dan dekat dengan jalan raya. Lahan tersebut sangat cocok jika digunakan untuk pembudidayaan melon. Penanaman melon dibagi menjadi 3 tahap sesuai dengan varietas yang dipilih.
Pada penanaman tahap I, penyemaian benih dimulai pada 26 Februari 2007 dan akan dilanjutkan dengan pemindahan tanam, pertumbuhan fase vegetatif dan generatif sampai akhirnya panen. Semua berjalan normal sesuai dengan kurikulum program pelatihan tani yang dicanangkan hingga awal pertumbuhan fase generatif. Pada awal pertumbuhan fase generatif ini, melon sangat rawan terserang penyakit. Pada pertengahan Mei 2007 hal yang tidak diperkirakan terjadi, tanaman padi yang terletak dekat dengan lahan pelatihan terkena bercak daun sehingga tidak bisa panen, mendung dan kabut terus-menerus turun setiap malam, hal ini menyebabkan 80% daun melon yang 10 hari lagi akan dipanen ikut terserang bercak-bercak kuning. Setelah diteliti bercak kuning tersebut diakibatkan oleh jamur Didymella bryoniae dan penyebaran jamur dipercepat oleh adanya kabut.
Tim instruktur segera berupaya untuk menghentikan pertumbuhan jamur dengan mengaplikasikan penanganan hama dan penyakit dengan menyemprot Amistartop, hasilnya jamur berhasil dilumpuhkan hingga tidak meluas. Namun minggu-minggu berikutnya matahari tak kunjung muncul, padahal tanaman membutuhkan sinar matahari untuk memulihkan kondisi dan memperkuat pertahanan tubuh. Akibatnya kondisi tanaman semakin memburuk ditambah dengan kondisi kelembaban tinggi memunculkan serangan jamur varietas lain. Saat masa panen tiba, tanaman sudah layu, kadar gula yang disyaratkan minimal 10 % tidak bisa dicapai. Akibatnya melon yang dipanen tidak laku dijual karena kadar gulanya hanya 4-5 %. Hal ini juga berimbas pada tanaman muda yang ditanam pada tahap kedua, karena tanaman ikut layu dan mengering karena serangan jamur secara menyeluruh.
PESERTA PROGRAM MAGANG TANI I-B WONOSOBO | |||
Diikuti 15 peserta. Berasal dari 9 kecamatan di Wonosobo : | |||
Kecamatan Garung | : 2 orang | Kecamatan Leksono | : 1 orang |
Kecamatan Kepil | : 2 orang | Kecamatan Sukoharjo | : 2 orang |
Kecamatan Sapuran | : 1 orang | Kecamatan Kaliwiro | : 2 orang |
Kecamatan Selomerto | : 1 orang | Kecamatan Kalibawang | : 1 orang |
Kecamatan Watumalang | : 3 orang | ||
Didampingi 4 alumni dari Program Magang Tani I-A | |||
Instruktur | : – M.Suyuti | Asisten Instruktur | : – Dwi Rahayu |
– Arif Subiyanto | – Eko Puji Rahayu | ||
KOMODITAS | |||
Melon | |||
-Varietas New Century | Periode Tanam I | 7.125 pohon | |
-Varietas Apollo | Periode Tanam II | 5.250 pohon | |
-Varietas Honey Globe | Periode Tanam III | 5.000 pohon | |
REALISASI BIAYA PELATIHAN | |||
a. Dana dr Yayasan Tirto Utomo | Rp. 87.525.000,- | ||
b. Total Biaya Pelatihan | Rp. 60.131.500,- | ||
c. Saldo kas pelatihan yang dikembalikan kepada Yayasan Tirto Utomo | Rp. 27.393.500,- | ||
YUDISIUM | |||
Dari 15 pemagang yang mengikuti Program Magang Tani I-B Wonosobo : | |||
1 pemagang mengundurkan diri | |||
2 pemagang tidak lulus | |||
12 pemagang lulus dengan predikat : | |||
4 (empat) pemagang lulus dengan predikat Baik Sekali | |||
6 (enam) pemagang lulus dengan predikat Baik | |||
2 (dua) pemagang lulus dengan predikat Cukup |
Pada yudisium Program Magang Tani I-B di Wonosobo ini tidak semua pemagang lulus, 1 orang pemagang mengundurkan diri, 2 pemagang tidak lulus, dan 12 pemagang lulus (Lihat tabel). Karena kegagalan penanaman tahap I dan II, maka penanaman tahap III yang semula direncanakan melon varietas Honey Globe, diganti dengan semangka. Meskipun secara keseluruhan, program pelatihan petani tersebut berjalan sesuai dengan kurikulum dan target peningkatan kompetensi petani dalam budidaya tanaman semusim dapat terpenuhi. Program magang tani ini ditutup oleh Sekretaris FKB, DPRD Wonosobo, Bp. Arief KFC pada 26 Juni 2007. Program ini didukung oleh IBANA selaku jaring pemasaran yang disediakan Yayasan Obor Tani, CHAMPION salah satu distributor pupuk, KNOWN YOU SEED selaku penyedia benih dalam program magang tani ini dan KMBPI (Kaum Muda Baru Petani Indonesia).
MARI CIPTAKAN PELUANG USAHA BARU MELALUI PRODUK PERTANIAN INDONESIA
Jelas ada yang salah. Lahan subur, petani miskin. Waktu CAFTA diberlakukan januari lalu, petani di Jabar demo agar kebijakan tersebut ditunda, sementara di thailand terjadi peningkatan export durian ke china 23000%. Banyak petani, kelompok tani, gapoktan dsb, hanya menunggu bantuan pemerintah. Kita hanya berkutat dibudidaya yang juga belum mampu dikuasai dengan baik. Pasca panen juga belum link.
Semangat yayasan obor perlu didukung, saya secara tertatih-tatih telah mencoba untuk membuat pelatihan. tapi yang benar adalah pendampingan seperti yang dilakukan yayasan obor. Bagaimana tertarik kalau bekerjasama di Jambi.
M.Y.BUYUNG 0813 666 94 111