Kunjungan Prabowo Subianto ke SPT Genting

1
21

Kunjungan Letnan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo

SPT Genting, Kec. Jambu, Kab. Semarang

Kepedulian Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto yang terpilih pada 05 Desember 2004 di bidang pertanian tampak nyata. Setelah mengikuti Seminar bertajuk “Indonesia di Persimpangan Jalan”, di Semarang pada Rabu, 28 Juli 2010 yang lalu, Beliau turun langsung ke lapangan untuk meninjau kegiatan pemberdayaan petani tegalan di Jawa Tengah khususnya di Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang melalui program Sentra Pemberdayaan Tani yang dimotori oleh Yayasan Obor Tani.

Kunjungan Prabowo beserta rombongan didampingi oleh Rustriningsih Wakil Gubernur Jawa Tengah. Pada kesempatan tersebut beliau berdiskusi bersama dengan Budi Dharmawan, Ketua DPH Yayasan Obor Tani yang didampingi oleh Budi Widianarko selaku Wakil Ketua DPH Yayasan Obor Tani dan pengurus lainnya tentang konsep pemberdayaan petani tegalan yang telah dilakukan oleh Yayasan Obor Tani.

Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) adalah sebuah model pemberdayaan tani secara utuh, yang dilakukan oleh Yayasan Obor Tani dengan memberikan hibah murni dalam bentukĀ  5 unsur pokok program SPT, antara lain: waduk ini tadah hujan, kebun buah seluas 20 hektar, kebun pembibitan, asrama untuk pusat pemagangan petani, lengkap dengan Supply Center, Training Center dan Riset Center.

Sebelum berdiskusi, beliau berkeliling waduk mini (embung) dan lahan pertanian yang merupakan bagian dari 5 unsur pokok program SPT. Beliau juga berinteraksi secara langsung dengan Bambang SP selaku Kepala Desa Genting untuk mengetahui respon penduduk Desa terhadap program pemberdayaan ini.

Desa Genting saat ini telah memasuki tahun pemberdayaan ke 2. Komoditas yang ditanam di desa ini adalah lengkeng itoh. Pada saat ini ketinggian pohon sudah mencapai 1,5 hingga 2 meter. Pohon lengkeng sudah mampu dibuahkan.

Mengingat Indonesia memiliki potensi kekayaan nasional yang besar. Program SPT di rasa cocok dengan pernyataan Prabowo pada Seminar pagi tadi. “Dalam 13 tahun terakhir, Indonesia kehilangan rata-rata 25 miliar dolar yang seharusnya masuk sebagai devisa,” “Dengan potensi kekayaan cukup besar, seharusnya tidak perlu lagi investor dari luar. Namun, semua itu perlu kemauan politik,” katanya dalam seminar yang digelar oleh alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia tersebut. Program SPT memberdayakan petani untuk memanfaatkan lahannya sendiri sehingga mampu mengurangi peran investor asing di negara kita ini.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here