Superioritas Jambu Biji & Buah Naga sebagai Pangan Fungsional Lengkap

Oleh: Pratomo

9
53

Selain memerlukan ansupan gizi -protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral- untuk menunjang kehidupan dan kesehatan sehari-hari, tubuh kita juga memerlukan kandungan zat aktif dalam ‘Pangan Fungsional’. Zat aktif tersebut antara lain adalah: Antioksidan dalam asam asorbat, karoten dan anthocyanin, serta serat pangan dalam bentuk pektin. Di antara buah-buahan dan sayur-sayuran, ternyata jambu biji dan buah naga menempati peringkat teratas sebagai buah penyedia manfaat dari pangan fungsional.

Istilah Pangan Fungsional memang belum begitu akrab di Indonesia. Cabang baru dari ilmu pangan dan kesehatan ini memang mulai diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 2000-an. Terminologi pangan fungsional lahir di Jepang, dimana konsep pangan dipergunakan secara spesifik untuk kesehatan, yang disebut dengan FOSHU selesai dirumuskan pada tahun 1991.

Definisi Pangan Fungsional

Pangan Fungsional dapat dide­finisikan dalam tiga syarat. (1) Pangan Fungsional mempunyai penampilan seru­pa dengan makanan konvensional yang dikonsumsi seperti pada umumnya serta  terbukti mempunyai manfaat fisiologis dan/atau mengurangi resiko penyakit kronis, di luar fungsi dasarnya sebagai penyedia nutrisi. (2) Adalah produk yang mengandung ramuan khusus dimana menawarkan manfaat pengobatan kepada konsumen yang dapat tercakup pada makanan sehari-hari. (3) Suatu makanan dapat dihargai sebagai “pangan fung­sional” jika secara memuaskan dapat menunjukkan satu atau lebih pengaruh yang bermanfaat bagi fungsi tubuh, di luar nilai gizi yang dipenuhi, dengan cara meningkatkan kesehatan dan kebugaran atau mengurangi resiko penyakit.

Apabila bahan aktif yang berman­faat dalam Pangan Fungsional tersebut diambil dan dikumpulkan kemudian difor­mula­sikan seperti obat -serbuk, sirup, kapsul atau pil- maka bentuk baru terse­but disebut nutraseutikal.

Nutraseutikal sendiri-nutraceutical-ber­asal dari kata nutrition dan pharmaceutical. Diperkenalkan pada 1989 oleh Stephen DeFelice, MD, pendiri dan ketua Yayasan Inovasi Medis. Nutraseutikal didefinisikan sebagai suatu produk hasil dari isolasi dan purifikasi pangan, yang pada umumnya dijual dalam bentuk serupa obat, biasanya tidak dianggap sebagai makanan. Sebagai ciri dari nutraseu­tikal ditunjukan dengan mempunyai manfaat fisiologis atau dapat melawan penyakit-penyakit kronis (Retnaningsih, 2007).

Karakter Jambu Biji dan Buah Naga

Jambu biji (guava) dan Buah Naga (dragon fruit) adalah dua buah terbaik yang memenuhi kriteria sebagai Pangan Fung­sional diantara puluhan jenis bu­ah dan sayur­an yang ada. Se­lain mempunyai “kesaktian” se­bagai pangan fung­sional jam­bu biji dan buah naga mempunyai keung­­gulan yang jarang dimiliki buah dan sayur lainnya yaitu kemudahan dalam berco­cok tanam, produktivitas tinggi dan berbuah sepan­jang tahun. Dua buah hebat tersebut tidak ber­asal dari Indonesia, namun berkem­­bang pesat dan mempunyai kan­dungan nutrisi lebih baik dari tempat dimana berasal.

Jambu biji (Psidium Guajava L) berasal dari daerah tropis benua Amerika -Amerika Latin. kemudian menyebar ke seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia, mulai dari tepi pantai hingga pedalaman pegunungan. Di Indonesia kebanyakan ditanam di peka­rang­­an meskipun kini banyak yang me­nge­bunkan setelah buah ini populer.

Kulit buah yang berbau harum saat matang  ini sangat tipis, biasa­nya ikut dimakan serta mengandung banyak serat pangan dan anti­oksi­dan. Warna kulitnya hijau terang hingga kuning muda dengan warna daging putih, kuning, merah muda dan merah. Da­ging buahnya ada dua jenis ya­itu berwar­na putih dan merah dengan biji me­ngum­pul di te­ngahnya. Jambu biji berbuah ham­pir sepan­jang tahun, de­ngan musim puncak panen pada bulan musim panas.

Buah Naga ter­masuk  tanaman su­kulen yang masih dalam keluarga besar kaktus. Tanaman de­ngan buah tercantik dalam keluarganya ini, umumnya dima­kan dalam buah se­gar. Di Asia Teng­gara disebut Dragon Fruit, karena buah­nya mirip bola api naga, binatang dewa imajiner dalam budaya di kawasan ini. Nama lain di Asia Tenggara dan Indochina adalah strawberry pear, pitaya, pitahaya, dan night-blooming cereus, dan paninio­kapunahou or paipi pua (Hawaii). Tanam­an ini aslinya berasal dari selatan Meksiko, wilayah pasifik dari Guatemala, El Savador dan Kosta Rika. Umumnya ditanam di sepanjang dataran rendah tropis di benua Amerika.

1. Daging buah putih, kulit merah (Hylocereus undatus). Varietas yang paling umum. Mempunyai ting­kat kemanisanan yang terendah diban­ding dua varitas lainnya.

2.      Daging buah putih, kulit kuning (Selenicereus megalanthus). Ini adalah varietas termanis dari varietas lainnya dengan ukuran buah terkecil.

3.      Daging buah merah/ungu, kulit merah: Hylocereus polyrhizus/H. costaricensis (daging ungu atau super merah). Buah dengan mahkota bunga terbesar ini, di antara dua jenis buah naga berkulit merah, varietas ini lebih manis. Buah yang dihasilkan terbesar di antara semua varietas buah naga, dengan berat buah dapat mencapai lebih dari 1 kg.

Buah naga sangat mudah dibudida­yakan, dengan pengembangbiakan melalui stek. Dengan bahan organik yang cukup sudah bisa tumbuh dengan baik, ditambah tiga persyaratan utama yaitu: tanah yang porus, intensitas matahari yang penuh (12-14 jam), adanya tiang penyangga. Sebagai anggota keluarga tanaman sukulen, buah naga tidak membutuhkan banyak air. Air yang berlebihan dapat mengakibatkan busuk batang dan busuk akar.

Dalam Jambu Biji dan Buah Naga terkandung zat aktif dengan konsentrasi yang termasuk dalam kategori pangan fungsional. Zat aktif tersebut adalah: (1) Antioksidan dalam asam asorbat (bakal vitamin C), karoten (bakal vitamin A) dan Anthocyanin. (2) Serat pangan dalam bentuk pektin.

Mekanisme Kerja Antioksidan

(1). Antioksidan berperan dalam tu­buh kita untuk mene­tralkan radikal bebas (free radical scavengers). Radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat mem­ba­hayakan ke­lang­­sungan kehi­dup­an ma­nusia. Radikal bebas terse­but dapat merusak sel dan ja­ringan tubuh sehingga metabolisme tidak bisa berjalan sebagai­mana mestinya.

Mekanisme anti­­­oksidan -asam asorbat, karoten dan anthocyanin- me­nang­kap radikal bebas dengan cara melepas­kan melepaskan satu atom hidro­gen kemudian berikatan dengan satu radikal bebas. Dengan meka­nisme seperti itu, reaksi radikal dapat dihancurkan atau dikurangi energinya. Pemberian atom hidrogen ini akan menyetabilkan radikal bebas dan berhenti melakukan gerakan ekstrim, sehingga tidak merusak lipida, protein, dan DNA (materi genetik) yang menjadi target kerusakan sel. Dengan awet dan terpe­liharanya kesehatan sel-sel maka dapat memperlambat proses penuaan. Selain itu vitamin C juga dapat memper­cantik dan mencerah­kan kulit.

Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa hasil penelitian nilai TSP (total fenolik larut/total soluble phenolics) dan TAA (total asam asorbat/total ascorbic acid) jambu biji dan buah naga menduduki peringkat atas. (jambu biji merah no.1, jambubiji putih no.3, buah naga merah no.4 dan buah naga putih no.7. Kombinasi TSP dan TAA mengindikasikan tingginya aktivitas antioksidan, dimana baik jambu biji maupun buah naga yang berwarna daging buah merah mempunyai aktivitas antiok­sidan yang lebih tinggi dari pada yang berdaging putih. Hal tersebut berkaitan dengan pigmen merah, betalaines dan beta karoten yang punya aktivitas antioksidan.

Salah satu contoh aktivitas antiok­sidan lannya adalah menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat (LDL), yang menyebabkan viskositas darah menjadi rendah /mengen­tal. Selanjutnya mencegah pengendapan lemak pada dinding pem­buluh darah. Ini dapat menghalangi terjadinya tahapan inisiasi penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis. Pada akhirnya risiko serangan jantung koroner dan stroke akan berkurang.

Buah naga merah dan jambu biji merah lebih disukai konsumen karena disamping rasanya lebih enak, kaya akan mikronutrien. Pada penelitian mengenai Total kandungan fenolik (TSP), aktivitas antioksidan dan anti­pro­liferatif dari Buah Naga Merah dan Jambu biji merah pada sel melanoma, ber­ha­sil disimpulkan kedua buah tersebut meru­­pakan sumber utama antioksidan dan agen antikanker.  Bahkan total kandungan fenolik (TSP) dalam daging buah naga merah besarnya sama dengan yang ada pada kulitnya. Semakin tinggi nilai TSP maka aktivitas antioksidan akan semakin tinggi pula.

Mekanisme Kerja Serat Pangan

(2). Serat pangan dalam  makanan mempunyai keuntungan bagi kesehatan. Dampak fisiologis dari ketidakcukupan serat kon­sumsi serat adalah sembelit, peningkatan resiko penyakit jantung, dan peningkatan fluktuasi hormon insulin dan glukosa darah. Dengan stabilnya hormon insulin dan glu­kosa darah oleh pektin (serat pangan), menja­dikan Jambu biji dan buah naga sangat baik untuk penderita diabetes. Se­lain itu konsumsi makan­an yang mengandung pektin telah terbukti dapat mengu­rangi berat badan ka­rena kaya akan serat yang mudah larut

Buah-buahan dan sa­yur-mayur di dalam pangan manusia sangat mengun­tungkan, karena kandungan serat pa­ngan makanannya dapat me­ngen­dali­kan bebe­rapa jenis kanker. Besar­nya ansupan kon­sumsi serat berkenaan dengan pola makan, saat ini ditentukan dengan satuan ” adequate intakes” (AI) untuk serat pangan dida­sarkan pada 14 g serat tiap 1,000 kalori. US-FDA menya­ratkan nilai “daily reference value” (DRV) pada label makanan untuk kan­dungan serat adalah 25 g serat untuk 2,000-diet kalori.

Serat pangan sebagian besar tersu­sun dari  karbohidrat komplek beberapa tidak dapat dicerna. Satu komponen utama sertayang dapat larut adalah pektin, dimana sebagian besar terdiri atas residu asam uronik seperti asam galactu­ronik. Pektin dan poli­sakarida dapat larut lainnya mengalami meta­bolisme dalam jumlah kecil di dalam usus ha­lus dan seba­gian besar lainnya dalam usus yang besar melalui enzim bakteri, meng­ubah itu ke dalam produk yang berperan meme­lihara koloni mikroflora, yang punya peng­aruh baik bagi pencer­naan.

Serat yang tidak dapat larut seperti selulosa  yang dite­mukan pada dinding sel tanaman dapat mem­bantu mem­buang sisa toksin mela­lui beberapa meka­nis­me. Pengelu­aran toksin dan kele­bihan unsur dari dalam tubuh tersebut dibantu se­nya­wa albumin. Pada mekanis­me ini kanker usus besar dapat dicegah dan memper­cepat proses pem­buangan air besar.

Untuk kandungan serat pangan dapat dilihat pada tabel 4 bahwa nilai TDF (total serat pangan/total dietary fiber) dan pektin (serat tumbuhan) pada jambu biji merah menduduki pering­kat tertinggi, sementara yang putih berada diposisi no. 4. Sementara buah naga merah peringkat no. 5, hanya saja buah naga putih mengan­dung TDF dan pektin yang rendah.

Kesimpulan dan Anjuran

Telah dipaparkan di atas bahwa kombinasi antara antioksidan dan serat pangan mampu mencegah berbagai penyakit akibat degradasi sel, pertum­buhan abnormal sel dan degenaratif, seperti kanker usus besar, tumor, diabetes, stroke dan penyakit jantung. Buah jambu biji dan buah naga telah terbukti berperan  membawa zat-zat aktif yang termasuk dalam pangan fungsional untuk mencegah berbagai penyakit tersebut.

Memasukkan sumber panga fung­sional berupa jambu biji dan buah naga ke dalam daftar menu harian kita dengan berselang-seling akan membawa manfaat  besar, dimana zat-zat aktif yang dimilikinya akan menjaga kesehatan dan mening­katkan imunitas tubuh kita dari serangan penyakit. Mengenai bagaimana menda­patkan secara murah, bersih dan kontinyu kita tidak akan kesulitan  karena dua jenis buah tersebut sangat mudah di budi­dayakan di pekarangan rumah kita (*)

*) Penulis adalah mahasiswa Program Magister Teknologi Pangan Unika Soegijapranata Semarang & Sekretaris Eksekutif Yayasan Obor Tani Indonesia.

9 COMMENTS

  1. Saya sangat tertarik untuk menanam buah naga, tetapi saya masih bingung untuk cara bercocok tanam tanaman buah tersebut. bisakah anda Sdr. Pratomo atau pengelola Obortani memberikan saya ilmu serta gambar bagaimana cara bercocok tanam buah ini. terimakasih sebelumnya.

  2. Dear Pak Pratomo,
    Saya pernah beli tanaman nuah naga di Gresik dalam perjalanan ke Semarang 2,5 tahun yang lalu, dan sekarang saya tanam di depan rumah saat ini sedang berbunga namun bunga berguguran belum jadi putik, dan rencana tahun depan saya mau mutasi ke Medan kebetulan saya punya lahan, untuk itu saya mohon bantuannya untuk mendapatkan alamat tempat beli bibit tanaman buah naga ada berapa jenis kalau ada dimana saya beli di Semarang, thk atas bantuannya

    • For Rinto Egidius Sinaga: Melihat nama sdr. (Sinaga) pasti cocok berkebun buah naga 🙂
      Buah Naga memerlukan: 1. Sinar Matahari penuh 12- 16 jam sehari. 2. Pupuk NPK berimbang 21-21-21 atau 16-16-16. 3. Buah Naga perlu rambatan/ajir. Buah naga di Semarang ada di Hortimart Agro Center di daerah Basen Kab. Semarang.

  3. komposisi Ppk NPK utk buah naga dan jambu biji sama tidak,
    jenis buah2an apa yg sedang di tanam di daerah Ngebruk,-Sukorejo – Kendal,dan pemupukan dg NPK berimbang brp kebutuhan per ha.nya.Trim

  4. Trima kasih Pak Pratomo,atas informasi komposisi NPK kami akan mencoba mengajukan penawaran utk komposisi jambu biji dan Buah Naga sesuai komposisi dari Bapak, ada beberapa jenis buah2an kami mohon informasi komposisinya dan akan kami ajukan kepada produsen PT Pupuk Kujang.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here